Istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophy (Inggris), Philosophia(Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Perancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia. Istilah Yunani philen berarti “mencintai”, sedangkan philos berarti “teman”. Selanjutnya istilah sophos berarti “bijaksana”, sedangkan Sophia berarti “kebijaksanaan”.
Menurut sejarah, Pythagoras (572-497 SM) adalah orang yang pertama kali memakai kata philosophia. Beliau mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga tipe : mereka yang mencintai kesenangan, mereka yang mencintai kegiatan dan mereka yang mencintai kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dalam pandangannya menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam hal keagamaan. Shopia mengandung arti yang lebih luas daripada kebijaksanaan, yaitu :
1). Kerajinan,
2). Kebenaran pertama,
3). Pengetahuan yang luas,
4). Kebajikan intelektual,
5). Pertimbangan yang sehat,
6). Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis,.
Dengan demikian asal mula kata filsafat itu sangat umum, yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pursuit of mental exelence). Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Para filsuf berhasrat meninjau kehidupan tidak dengan sudut pandang yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh para ilmuan.
B. Pengertian Ilmu
Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris; Science. Kata science ini berasal dari kata Lati Scientia yang berarti pengetahuan. Kata scientia berasal dari bentuk kata scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
The Lian Gie (1987) memberikan pengertian ilmu dalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional mengenai dunia ini dalam berbagai segi dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala-gejala yang ingin dimengerti manusia.
Ilmu adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang melalui pelaksanaannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan pemahaman tentang alam yang senantiasa lebih cermat dan meningkat.
Ilmu dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang merupakan hasil berpikir manusia. Hasil yang berupa pengetahuan inilah yang menjadi ciri kedua dari ilmu, yaitu sebagai produk. Kedua ciri dasar ilmu, yaitu wujud aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut, meruapakan sisi yang tidak terpisahkan dari cirri ketiga yang diliki oleh ilmu, yaitu metode.
C. Pengertian Agama
Para pemikir barat tidak sepakat dalam memberikan definisi agama, masing-masing menyifatkan agama dari pandang yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan kefahaman mereka terhadap agama dangkal dan tidak adil menurut islam. Dalam Encyclopedia of Philosophy, para filsuf memberikan definisi masing-masing, ada yang mengatakan agama itu tidak lebih daripada konsep morality (akhlaq), ada juga yang mengatakan agama itu sesuatu yang menyentuh hal-hal ruhaniyah (spiritual) dan ada pila yang mendefinisikan agama dengan ritual atau upacara penyembahan.
Menurut pandangan islam, yang sangat berbeda dengan persepsi barat, agama adalah cara hidup, cara berpikir, berideologi dan bertindak. Agama berperan dalam membentuk pribadi insan kamil, disamping itu juga membentuk masyarakat ideal. Agama menitik beratkan dalam pembentukan moral dan spiritual sebuah masyarakat. Inilah dinamika agama menurut islam. Jadi apa yang dianggap oleh filsuf barat adalah tidak lengkap (bukan agama) menurut pandangan islam, ataupun islam bukan hanya sekedar agama dalam pengertian filsuf barat yang sempit.
D. Relasi dan Relevansi Antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
1. Jalinan Filsafat dan Agama
Terdapat beberapa asumsi terkait dengan jalinan filsafat dengan agama. Asumsi tersebu didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk social. Saifullah memberikan ikhtisar dalam bagan yang lebih terperinci mengenai perbandingan jalinan agama dan filsafat.
Table perbandingan antara agama dan filsafat
Agama | Filsafat |
a. Agama adalah unsur mutlak dan sumber kebudayaan. b. Agama adalah ciptaan Tuhan. c. Agama adalah sumber-sumber asumsi dari filsafat dan ilmu pengetahuan (science). d. Agama mendahulukan kepercayan dari pada pemikiran. |
e. Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan khayalan dogma-dogma agama.
a. Filsafat adalah salah satu unsure kebudayaan.
b. Filsafat adalah hasil spekulasi manusia.
c. Filsafat menguji asumsi-asumsi science, dan science mulai dari asumsi tertentu.
d. Filsafat mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya pemikiran.
e. Filsafat tidak mengakui dogma-dogma agama sebagai kenyataan tentang kebenaran.
Dengan demikian terlihat bahwa peran agama dalam meluruskan filsafat yang spekulatif terhadap kebenaran mutlak yang terdapat dalam agama. Sedangkan peran filsafat terhadap agama adalah membantu keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis dan logis.
2. Jalinan Filsafat dan Ilmu
Antara filsafat dan ilmu mempunyai persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofis, spkulatif dan empiris ilmiah. Namun ke-eksakan pengetahuan filsafat tidak mungkin diuji seperti pengetahuan ilmu. Yang pertama tersusun dari hasil riset dan eksperimen antara ilmu dan filsafat juga mempunyai perbedaan, terutama untuk filsafat menuntukan tujuan hidup sedangkan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Filsafat disebut sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Hal ini didasarkan pada perbedaan berikut ini;
1. Mengenai lapangan pembahasan
2. Mengenai tujuannya
3. Mengenai cara pembahasannya
4. Mengenai kesimpulannya
a. Persamaan
Antara ilmu, filsafat dan agama ketiganya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kebenaran. Walaupun dalam mencari kebenaran tersebut baik ilmu, filsafat maupun agama mempunyai caranya sendiri-sendiri.
Ilmu dengan metodenya mencari kebenaran tentang alam, termasuk manusia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Filsafat dengan wataknya menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu. Sedangkan agama dengan kepribadiannya memberikan persoalan atas segala persoalan yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia maupun tentang tuhan.
b. Perbedaan
Filsafat adalah induk pengetahuan, filsafat adalah teori tentang kebenaran. Filsafat mengedepankan rasionalitas, pondasi dari segala macam disiplin ilmu yang ada. Filsafat juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menualangkan (mengelanakan atau mengembarakan) akal-budi secara radikal dan integral serta universal.
Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari dengan riset, rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan zat yang berada diluar jangkauan manusia. Kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama diturunkan Dzat yang maha besar, maha mutlak, dan maha sempurna yaitu Allah.
Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat, ilmiah, empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat dari waktu kewaktu. Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret.
Ilmu dan filsafat, kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.
c. Titik Singgung
Baik ilmu, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena tidak semua masalah yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena ilmu terbatas, terbatas oleh subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya. Sehingga masalah tersebut diselesaikan oleh filsafat karena filsafat bersifat spekulatif dan juga alternative.
Agama memberi jawaban tentang banyak soal asasi yang sama sekali tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan namun tidak terjawab bulat oleh filsafat. Namun ada juga masalah yang tidak dapat dijawab oleh agama melain kan dijawab oleh ilmu.
E. Perbedaan dan Ruang Pembahasan Filsafat, Ilmu dan Agama
1. Perbedaan Filsafat dan Ilmu
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling memiliki keterkaiatan, baik substansial maupun historis. Karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran manusia dari pandangan mitosentris dan logosentris.
Perubahan mitosentris ke logosentris, membawa implikasi yang tidak kecil. Alam dengan segala gejala-gejalanya, yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan bahkan dieksploitasi. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hokum yang terjadi, baik dalam makrokosmos maupun mikrokosmos. Dari penelitian makrokosmos (alam jagad raya) bermunculan ilmu astronomi, fisika, kimia dan sebagainya. Sedangkan dari mikrokosmos (jiwa/manusia) muncul ilmu biologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya. Ilmu-ilmu tersebut kemudian menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaanya.
Pada dasarnya ilmu dan filsafat mempunyai dua objek, yaitu ; objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyeledikan, seperti tubuh manusia adalah objek material dalam ilmu kedokteran. Adapaun objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut. Sedangkan objek material dalam filsafat adalah segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Adanya yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filsuf membagi objek material filsafat ada tiga, yaitu ;
a). yang ada dalam alam empiris,
b). yang ada dalam pikiran, serta
c). yang ada dalam kemungkinan.
Adapun objek formalnya adalah pandangan yang bersifat menyeluruh, radikal dan rasional tentang segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan objek ilmu, karena ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan non empiris. Secara histori, ilmu berasal dari kajian filsafat, karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara empiris, sistematis, rasional dan logis termasuk hal yang empiris.
Oleh karena itu, filsafat oleh para filsuf disebut sebagai induk ilmu (science mother). Sebab, dari filsafatlah ilmu-ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya. Bahkan dalam perkembangannya, filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk ilmu dan sumber ilmu, melainkan sudah menjadi bagian dari ilmu itu sendiri yang juga mengalami spesialisasi.
2. Perbedaan Filsafat dan Agama
Ada dua perkataan yang sering dipahami secara keliru, yaitu filsafat dan agama. Keduanya meliputi bidang yang sama, yaitu pada bidang yang terpenting, yang menjadi persoalan hidup dan mati dan bukan persoalan yang remeh.
Perbedaan filsafat dan agama terletak bukan pada bidangnya, melainkan dalam cara kita menyelidiki bidang itu sendiri. Filsafat berarti memikir sedangkan agama berarti mengabdikan diri, orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat saja, melainkan lebih dari itu mereka dapat berpikir. Begitu juga dengan orang yang belajar agama, tidak hanya mengetahui pengetahuan agama, tetapi memerlukan cara bagaimana dapat membiasakan diri dengan hidup beragama.
Seorang ahli agama, yang bernama “William Temple”, berkata : “Filsafat itu telah menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama adalah menuntut pengetahuan untuk beribadah”. Ia juga mengatakan ; “Pokok dari agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, melainkan hubungan antara seorang manusia (makhluk) dengan Tuhannya.
Pendapat lain juga diutarakan oleh “C.S. Lewis”; dia menyatakan adanya perbedaan antara dua hal, yaitu enjoyment dan contemplation. Untuk memahami dua kata tersebut ada salah satu contoh sebagai berikut ; “Seorang laki-laki mencintai seorang wanita, rasa cinta tersebut dinamakan enjoyment. Sedangkan memikirkan rasa cintanya dinamakan contemplation”. Agama dapat dibandingkan dengan enjoyment tersebut, secara kongkrit dapat disamakan dengan rasa cinta seseorang, sedangkan filsafat itu adalah contemplation, yakni memikirkan yang dicintai tentang rasa cintanya tersebut.
Suatu perbedaan yang lain adalah, bahwa agama banyak berhubungan dengan hati, sementara filsafat banyak berhubungan dengan pikiran yang dingin dan tenang. Serta perbedaan yang lebih jauh antara filsafat dengan agama ialah, bahwa filsafat walaupun tenang dalam pekerjaannya, tetapi dapat mengeruhkan pikiran pemeluknya. Sedangkan dalam agama, walaupun memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri akan tetapi mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya.
Oleh karena itu, berfikir atau berfilsafat adalah hal penting dalam mempelajari agama, karena manusia telah banyak berpengalaman dan telah banyak melakukan kekeliruan dalam berpikir. Maka, telah dapat pula mengadakan macam-macam cara atau metode untuk menghindari diri dari kekeliruan-kekeliruan tersebut.
3. Perbedaan Ilmu dengan Agama
Agama dan ilmu dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual), cebderung eksklusif dan subjektif. Sementara ilmu selalu mencari hal yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif dan objektif. Kendati ilmu dan agama berbeda, keduanya memiliki persamaan, yakni sama-sama bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia.
Agama memberi ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan setelah mati, sedangkan ilmu memberi ketenangan dan sekaligus kemudahan bagi kehidupan di dunia. Agama mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, hamper semua kitab suci menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu sebanyak mungkin.
Agama dan ilmu juga memiliki kesamaan lain, yakni sama-sama mendesai masa depan manusia. Desain agama lebih jauh dan abstrak, sedangkan desain ilmu dan teknologi lebih pendek dan kongkrit.desain agama untuk memberikan ketenangan hidup setelah hidup, dan ilmu mendesain untuk hidup pada masa depan di dunia.
Kesimpulan
1. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang menelaah hal-hal yang mutlak yang tetap tidak berubah yang disebut hakekat.
2. Pengertian Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan, atau pengetahuan yang teratur dan lebih terspesialisaikan.
3. Pengertian Agama
Agama adalah cara hidup, cara berpikir, berideologi dan bertindak untuk membentuk insane kamil dan masyarakat yang ideal.
4. Perbedaan dan Ruang Pembahasan Filsafat, Ilmu dan Agama
a) Perbedaan Filsafat dan Ilmu
Perbedaan ini terletak pada cakupan objek yang dibahas, ilmu mempunyai cakupan objek yang relative sempit atau hanya berobjek pada hal yang bersifat empiris saja, sedangkan filsafat mencakup keseluruhan yang empiris maupun non empiris (bersifat luas).
b) Perbedaan Filsafat dengan Agama
Agama diibaratkan rasa cinta yang dirasakan seseorang, sedangkan filsafat adalah pemikiran rasa cinta pada hal-hal yang dicintainya.
c) Perbedaan Ilmu dengan Agama
Agama akan memberikan ketenangan dari segi batin, karena ada janji kehidupan setelah mati, sementara ilmu memberikan kemudahan ketenangan dan sekaligus kemudaan bagi kehidupan yang akan dijalani (dimasa depan) manusia di dunia.
Pada
07.57
0 Komentar untuk Filsafat Ilmu